Tampaknya pembinaan Koperasi saat ini belum banyak membawa perubahan
dan masih terobsesi kepada pembinaan pola lama dengan menekankan kegiatan usaha
tanpa didukung oleh SDM yang kuat dan kelembagaan yang solid, upaya pembinaan
terasa setengah hati, akibatnya kegiatan Koperasi seperti samar-samar
keberadaannya, tidak ada lagi Koperasi baru yang tumbuh bahkan ada Koperasi
yang dulu besar semakin surut keberadaannya. Hal tersebut mungkin menjadi salah
satu penyebab mengapa koperasi yang berjalan semakin samar atau tidak terlalu
terdengar lagi keberadaannya.Perbedaan kualitas SDM-nya yang tidak merata
antara diperkotaan dan pedesaan dimana di perkotaan lebih perdiutamakan pada
Koperasi distribusi, disamping itu juga Koperasi produksi, sementara di
pedesaan pembinaannya memerlukan perlakuan khusus jika dibandingkan dengan
dikota, jadi utamakan di pedesaan dikembangkan Koperasi Produksi disamping
memberikan lapangan pekerjaan dapat pula mencegah urbanisasi.
Masalah – masalah lain yang mengakibat
koperasi indonesia bisa disebut “hidup segan mati tak mau” antara lain :
·
Manajemen pengelolaan yang kurang
professional
Manajemen koperasi
yang kurang berkembang diantaranya disebabkan oleh kurang apiknya pengelolaan
oleh sumber daya manusia yang kurang begitu kompeten dalam menghadapi kemajuan
zaman dan teknologi. Manusia sekarang memang kurang memahami apa arti manajemen
itu sendiri, oleh karnanya hampir dalam segala aspek dan bidang terutama
koperasi tidak dapat terorganisir antara pekerjaan yang satu dengan yang lain,
serta kurang terorganisir juga hubungan antara atasan dengan anggota
dibawahnya. Solusi yang tepat dalam menangani masalah ini adalah dengan cara
lebih memerhatikan para anggota dalam melakukan segala tindak pekerjaannya,
serta dengan cara memberikan penyuluhan secara rutin kepada anggota pada kurun
waktu yang sama.
·
Demokrasi ekonomi yang kurang
Dalam arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat
diartikan bahwa masih ada banyak koperasi yang tidak diberikan keleluasaan
dalam menjalankan setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara
leluasa memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat
membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat oleh segala jasa – jasa yang
diberikan, tetapi hal tersebut sangat jauh dari apa ayang kita pikirkan. Keleluasaan
yang dilakukan oleh badan koperasi masih sangat minim, dapat dicontohkan bahwa
KUD tidak dapat memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan
pinjaman, untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui persetujuan oleh
tingkat kecamatan dll. Oleh karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit
keleluasaan untuk memberikan pelayanan terhadap anggotanya secara lebih mudah,
tanpa syarat yang sangat sulit.
· Kelembagaan
koperasi
Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang
memerlukan langkah pemecahan di masa mendatang meliputi hal-hal:
1.
Kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung
gerak pengembangan usaha. Hal ini disebabkan adanya kekuatan, struktur dan
pendekatan pengembangan kelembagaan yang kurang memadai bagi pengembangan
usaha. Aspek kelembagaan yang banyak dipermasalahkan antara lain adalah daerah
kerja, model kelembagaan koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi
jasa, serta pemusatan koperasi.
2.
Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik.
Oleh karna itu
pemerintah seharusnya menomor satukan pengembangan koperasi di indonesia
ketimbang sistem ekonomi liberal dan juga memberikan perhatian lebih kepada
koperasi di indonesia. Dengan cara memberikan bantuan, pelatihan dalam pengelolaannya,
kebijakan - kebijakan yang dapat mengguntungkan koperasi, tujuan koperasi adalah mensejahterakan rakyat. Pemerintah
juga semestinya giat memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai keanggotaan
koperasi agar masyarakat menjadi lebih tau dan mengerti dalam pengelolaan
koperasi agar koperasi yang akan berderi mampu bertahan lama.
Sumber : http://widyakrisnauli.blogspot.co.id/2014/11/koperasi-sebagai-soko-guru-perekonomian.html
Sumber : http://widyakrisnauli.blogspot.co.id/2014/11/koperasi-sebagai-soko-guru-perekonomian.html